Total Tayangan Halaman

Minggu, 21 Juni 2015

Makalah pengertian Riya', Aniaya dan Diskriminasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Dalam lingkungan masyarakat tentu kita sering menjumpai banyak perilaku atau akhlak pada diri seseorang. Akhlak atau sikap masing-masing individu berbeda satu sama lain. Keanekaragaman akhlak menjadikan keberagaman dalam lingkungan bermasyarakat. Misalnya disebuah kota atau desa, tentu akan dijumpai orang-orang yang mempunyai akhlak baik maupun akhlak buruk. Akhlak mencerminkan pribadi seseorang. Dalam makalah ini akan membahas terkait dengan akhlak tercela, yaitu: perilaku riya’, aniaya dan diskriminasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian riya’?
2.      Apa pengertian aniaya?
3.      Apa pengertian diskriminasi ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian riya’.
2.      Untuk mengetahui pengertian aniaya.
3.      Untuk mengetahui pengertian diskriminasi.











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Riya’
Riya’ berasal dari bahasa arab Ri’aun atau Riya’ (الرِّيَاءُ- رِئَاَءٌ) yang artinya memperlihatkan. Adapun menurut istilah Riya’ adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau ingin dipuji orang lain. Apabila seseorang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji orang lain, maka berarti ia telah melakukan syirik kecil. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya:
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah (2): 264)
Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan atau ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Orang riya’ tidak ikhlas dalam beramal, ia senantiasa pamer dan cari perhatian supaya mendapat pujian, sanjungan dan pengakuan.

Ada beberapa ayat yang membahas tentang riya’ antara lain :

1.      QS. Al-Ma’un [107] : 4-7.
Description: Surat Al-Maa'uun Ayat 5

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

Description: Surat Al-Maa'uun Ayat 5
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Description: Surat Al-Maa'uun Ayat 6
 orang-orang yang berbuat riya,

Description: Surat Al-Maa'uun Ayat 7
 dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

2. QS. Al-Baqarah [2] : 264.
3. QS. An-Nisa’ [4] : 142.
اِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ يُخَادِعُونَ اللهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَاِذَا قَامُوا اِلَى الصَّلَوَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللهَ اِلاَّ قَلِيْلاً
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S. An-Nisa’:142)
B.     Pengertian Aniaya
Menurut bahasa kata aniaya sama dengan kata zalim yang artinya sewenang-wenang atau tidak adil.
Seorang yang beriman kepada Allah dan memegang teguh prinsip keadilan, kesamaan derajat, tidak akan berbuat aniaya. Sebab ia sadar, bahwa kedzalimanitu merupakan kegelapan yang akan menutup rapat hati orang yang melakukannya, sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad di dalam Hadits, yang berbunyi: “Jauhilah dan takutlah kamu berbuat dzalim, sebab sesungguhnya kedzaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Lebih tegas lagi Nabi Muhammad saw menyatakan haramnya berbuat aniaya (berlaku dzalim) dan harus dijauhi, karena ini adalah perintah Allah Swt, dan tidak perlu ditakwilkan dipikir lebih dalam lagi. Allah berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
Artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabbmu Menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat (41):46)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin Allah melakukan kedzaliman atau aniaya kepada hamba-Nya. Allah adalah Maha Adil dan Maha Bijaksana. Karena itu keadilan Allah itu harus diikuti oleh manusia dengan berlaku adil terhadap orang lain. Janganlah sekali-kali manusia itu berlaku dzalim atau aniaya kepada yang lain. Karena itu sangat dibenci oleh Allah Swt.

C.    Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status social dan lain-lain. Seseorang yang melakukan perbuatan diskriminasi berarti memiliki sikap diskriminatif.
Kita sering mendengar sikap diskriminatif yang diterapkan dalam beberapa Negara yang umumnya mengarah pada politik rasis, yaitu perlakukan yang tidak manusiawi terhadap warga berkulit warna. Perlakuan semacam ini tentu telah banyak makan korban bahkan mengarah pada perlakukan yang tidak manusiawi secara fisik.
Diskriminasi termasuk perilaku atau akhlak tercela sebab sikap ini tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang mengutamakan prinsip:
a.       Persamaan (as-sawa’)
b.      Persaudaraan (ukhuwwah)
c.       Tolong menolong (ta’awun)
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat (49):13)
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan atau ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Riya’ merupakan akhlak tercela dan merupakan dosa bagi yang melakukannya.  Menurut bahasa kata aniaya sama dengan kata zalim yang artinya sewenang-wenang atau tidak adil. Zalim sendiri ada banyak macamnya, syirik merupakan salah satu contoh zalim pada Allah. Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status sosial dan lain-lain.



















DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Syukur, dkk., Aqidah Akhlak, Madrasah Aliyah, kelas satu, CV. Gani & Son, 2004
Kementrian Agama. (2014). Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Agama
Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Raja Grafindo, Persada: Jakarta, 1998)
Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah. Modul Akidah Akhlak: Akik
Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar