Total Tayangan Halaman

Senin, 04 Mei 2015

makalah tentang accelerated learning



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tertekan (presure). Selama ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membosankan. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam kepala siswa yang berlaku pasif yang dikenal dengan istilah “pour and snoor”. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensis siwa untuk berpikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang ditransfer. Kadang-kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa cenderung mencari selamat. Aktivitas belajar seperti ini, jelas tidak akan membuat pembelajar (learner) dapat menciptakan pengetahuan secara optimal. Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki memjadi kompetensi aktual. Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dam metode pembelajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang dapat berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya. Salah satu model atau metode dan strategi pembelajaran yang diterapkan saat ini adalah Accelerated Learning sebagai cara untuk menciptakan aktivitas belajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan. Accelerated Learning merupakan pendekatan belajar yang lebih maju dari pada pendekatan yang umum digunakan saat ini. Implementasi Accelerated Learning pada proses belajar di sekolah dapat memberikan beberapa keuntungan yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah pembelajaran.
Makalah ini akan membahas tentang pembelajaran akselerasi atau Accelerated Learning (AL) yakni suatu cara yang diperlukan untuk membuka tirai kreativitas, sehingga setiap individu dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah secara kreativ yang pada akhirnya menjadi jalan raya bagi pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan tersajinya makalah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai Accelerative Learning sehingga dapat mempermudah pengimplikasiannya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan anak Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH
1.      Masalah Apa Saja yang terjadi dalam proses belajar di Sekolah?
2.      Apakah yang dimaksud dengan Accelerative Learning?
3.      Prinsip apa saja yang mendasari Accelerative Learning?
4.      Bagaimana strategi pembelajaran Accelerative Learning?
5.      Manfaat apa saja yang bisa diperoleh dengan penerapan Accelerative Learning?

1.3.TUJUAN
1.      Menjelaskan masalah-masalah yang terjadi dalam proses belajar di Sekolah.
2.      Menjelaskan pengertian Accelerative Learning.
3.      Menyebutkan prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran Accelerative Learning.
4.      Menjelaskan berbagai strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Accelerative Learning.
5.      Menyebutkan beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan pengimplementasian Accelerative Learning.









BAB II
PEMBAHASAN

MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACCELERATIVE LEARNING
2.1  Masalah dalam Proses Belajar di Sekolah
Meler memberikan opini tentang masalah-masalah belajar yang sering terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas belajar disekolah. Masalah-masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :
·         Materi ajar yang tidak bermakna
·         Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan
·         Guru hanya menyuapi (xpoon feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial.
·         Proses belajar bukan merupakan proses yang mnyenangkan tapi menakutkan.
Proses belajar yang berlangsung di sekolah menurut penulis cenderung tidak memberikan pengetahuan tentang manfaat pengetahun yang dipelajari. Bahan yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-hafalan tanpa makna. Siswa tidak diajak untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan yang mempunyai makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang dipelajari seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang.
Keempat adalah belajar yang terjadi pada dasarnya saling terkait sau sama lain, masalah ini berakibat langsung terhadap rendahnya kualits hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah.
Dave Meier (2000) mengemukakan masalah-masalah yang berlangsung di sekolah dengan istilah-istilah sebagai berikut :
·         Boring lectures – ceramah yang membosankan
·         Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur
·         Closed system – system tertutup
·         Competition between learns – kompetensi diantara siswa
·         Joylessness – tidak menyenangkan
·         University – seragam
·         Dogmatic – dogmatic
·         Passive learns – siswa pasif
Reptilian brain approach – menakut-nakuti atau mengancam
2.2. PENGERTIAN ACCELERATED LEARNING
            Accelerative artinya percepatan dan Learning artinya pembelajaran. Accelerative Learning sering kali disebut juga Accelerated Learning. Accelerated itu sendiri bermakna dipercepat. Jadi the accelerated learning artinya pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan. Pemilik konsep ini, Dave Meirer, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan somatic, auditory, visual dan intellectual (SAVI). Somatic dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and bearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Intellectual maksudnya adalah adalah learning by problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi).
            Pembelajaran ala Accelerated adalah teknik belajar cepat ingat/bisa banyak. Accelerated Learning yang adalah revolusi training, merupakan cara belajar dengan cara berekreasi bukan mengkonsumsi. Metode ini menggunakan pendekatan whole-brain learning, belajar dengan keseimbangan dua belah otak.
            Accelerated Learning sebagai salah satu teknik yang digunakan di dalam Quantum Learning bertujuan untuk menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pembelajar, membuat belajar menjadi menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan mereka sebagai manusia. (Dave Meiner, 2002).
Ringkasan Empat Tahap-Tahap Belajar :
·         Persiapan (preparation)
·         Presentasi (presentation)
·         Latihan (practice)
·         Performa (performance)
Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari sesuatu. Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan persiapan yang relevan dengan usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas belajar. Adanya minat untuk mempelajari suatu pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap berikutnya yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk dipelajari.
Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice. Pada tahap ini individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dengan pengetahuan dan keterapilan yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir dari proses belajar adalah  tahap saat individu memperlihatkan performa melalui aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang nyata.

          I.            Tahap 1 : Persiapan
Tujuan Tahap Persiapan adalah menimbulkan minat para peserta didik, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Pendidik melakukan ini dengan :
·      Memberikan sugesti positif
·      Menyatakan manfaat bagi peserta didik
·      Menyatakan tujuan yang jelas dan bermakna
·      Menciptakan lingkungan fisik yang positif
·      Menciptakan lingkungan sosial yang positif
·      Menenangkan ketakutan pembelajar
·      Menghilangkan atau mengurangi rintangan belajar
·      Mengajukan pertanyaan dan masalah
·      Menggugah rasa ingin tahu dan menimbulkan minat
·      Mengajak pembelajar telibat penuh sejak awal

Perbandingan antara Suasana/Lingkungan Ruang Kelas Tradisional dan Suasana/Lingkungan Ruang Kelas Accelerated Learning
Lingkungan Ruang Kelas Tradisional Menimbulkan :
Lingkungan A.L yang ditingkatkan Menimbulkan :
ü  Ketegangan dan stress
ü  Kebosanan
ü  Individualism terasing
ü  Militerisme
ü  Resimentasi
ü  Suasana steril
ü  Control otoriter
ü  Motivasi dari luar
ü  Perasaan terkurung
ü  Belajar terasa berat
ü  Ketenangan
ü  Minat
ü  Kerja sama
ü  Kesan manusiawi
ü  Kebebasan pribadi
ü  Kegairahan
ü  Rasa hormat kepada orang lain
ü  Motivasi dari dalam
ü  Kelegaan
ü  Belajar terasa menyenangkan
       II.            Tahap 2 : Penyampaian
Tujuan Tahap Penyampaian adalah membantu pembelajar menentukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, multi-indra, dan cocok untuk semua gaya belajar. Pendidik melakukan ini dengan :
·         Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
·         Pengamatan terhadap fenomenon dunia nyata
·         Keterlibatan seluruh-otak, seluruh-tubuh
·         Presentasi interaktif
·         Grafik dan penunjang presentasi berwarna-warni
·         Variasi agar cocok dengan semua gaya belajar
·         Proyek pembelajaran berdasarkan-pasangan dan berdasarkan-team
·         Berlatih menemukan (pribadi, berpaangan, berdasar team)
·         Pengalaman belajar kontekstual dari dunia nyata
·         Berlatih memecahkan masalah



    III.            Tahap 3 : Pelatihan
Tujuan Tahap Praktek adalah membantu pelajar mengintegrasikan dan memadukan pengetahuan atau ketrampilan baru dengan berbagai cara. Guru melakukan ini  dengan :
·         Aktivias memproses peserta didik
·         Usaha/umpan balik/perenungan/usaha kembali secara langsung
·         Simulasi dunia nyata
·         Permainan belajar
·         Latihan belajar lewat praktek
·         Aktvitas pemecahan-masalah
·         Perenungan dan artikulasi individual
·         Dialog secara berpasangan dan bekelompok
·         Pengajaran dan tinjauan kolaboratif
·         Aktivitas praktek membangun-keterampilan
·         Mengajar-kembali

       IV.            Tahap 4 : Penampilan
Tujuan Tahap Penampilan Hasil adalah membantu pelajar menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga pembelajaran tetap melekat dan prestasi terus meningkat. Guru melakukan ini dengan :
·         Penerapan segera di dunia-nyata
·         Menciptakan dan melaksanakan rencana aksi
·         Aktivitas penguatan lanjutan
·         Materi penguatan pascasesi
·         Pengarahan berkelanjutan
·         Evaluasi prestasi dan umpan balik
·         Aktivitas dukungan kawan-kawan
·         Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung


Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah sebagai berikut:
  • Get learners out of a passive or resistant mental state – Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
  • Remove learning barriers – Menghapus hambatan-hambatan dalam belajar.
  • Arouse learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa
  • Give learner positive learning about, and a meaningful relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir prositif tentang materi pelajaran
  • Create active learners who inspired to think, learn, create, and grow – Ciptakan siswa yang aktif yang dapat berfikir dan mencipta
  • Get people out of isolation and into a learning community – Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat masyarakat disekitar
2.3. PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI ACCELERATIVE LEARNING
Accelerated Learning merupakan sebuah pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran di sekolah. Implementasi Accelerated Learning menurut Meiner didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu:
1)      Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai “otak kiri”, dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan syarafnya;
2)      Belajar adalah berekreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi jika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan ketrampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem otak/tubuh secara menyeluruh;
3)      Kerjasama membantu dalam proses belajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat pembelajaran. Kerjasama diantara mereka mempercepatnya. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri;
4)      Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah-sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus;
5)      Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan keputusan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotetis dan abstrak asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali;
6)      Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik hati;
7)      Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipelajari dan lebih mudah diingat.
Dari  tujuh prinsip diatas terdapat beberapa poin penting yang dapat kita garis bawahi, yakni:
·         Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar.
·         Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam menyimpan pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuan.
·         Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
·         Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik daripada belajar yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi semata.
·         Peristiwa belajar yang menekankan pada belajar aktivitas jauh lebih efektif daripada belajar yang menekankan pada aktivitas presentasi.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, implementasi Accelerated Learning memiliki beberapa karakteristik utama yaitu:
Ø  Flexible—luwes
Ø  Joyful—menyenangkan
Ø  Multi-pathed—multi jalur
Ø  Ends-centered—berpusat pada tujuan
Ø  Collaborative—kolaboratif
Ø  Humanistic—manusiawi
Ø  Multi-sensory—multi sensor
Ø  Nurturing—menumbuhkan
Ø  Activity-centered—berpusat pada aktivitas
Ø  Mental/emotional—menggunakan mental emosional
Ø  Result based—berdasar pada hasil
Metode belajar dalam Accelerated Learning mengakui bahwa masing-masing individu mempunyai cara belajar pribadi pilihan yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena itu, ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena itu, ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan gaya belajar pribadinya, maka berarti ia telah belajar dengan cara yang paling alamiah bagi diri sendiri. Sebab, yang alamiah menjadi lebih mudah, dan yang lebih mudah menjadi lebih cepat, itulah alasan Collin Rose dan Malcom J. Nicholl menyebutnya cara belajar cepat. Ketika para guru menggunakan cetak  biru enam langkah yang sama, maka mereka akan menjamin bahwa pengalaman belajar adalah lengkap. Dan ketika para guru bekerja dalam urutan langkah-langkah tersebut, maka mereka akan merasakan bahwa itu menyenangkan, efektif dan cepat.


2.4. STRATEGI PEMBELAJARAN ACCELERATIVE LEARNING
            Srtategi cara belajar cepat dalam Accelerated Learning merupakan paduan dari metode-metode yang dibagi menjadi enam langkah dasar yang dapat diingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M-A-S-T-E-R. Kata ini diciptakan oleh pelatih terkemuka Cara Belajar Cepat (CBC) Jayne Nicholl. Adapun pengertian dari M-A-S-T-E-R menurut Colin Rose dan Malcom J. Nicholl adalah sebagai berikut:

1)      M adalah “Motivating Your Mind” (memotivasi pikiran)
Dalam memotivasi pikiran maka seseorang harus berada dalam keadaan pikiran yang “kaya akal”, itu berarti harus dalam keadaan rileks, percaya diri dan termotivasi. Jika mengalami stres atau kurang percaya diri atau tidak dapat melihat manfaat dari sesuatu yang dipelajari, maka ia tidak akan bisa belajar dengan baik. Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang sesuatu adalah prasyarat mutlak. Seseorang harus mempunyai keinginan untuk memperoleh ketrampilan atau pengetahuan baru, harus percaya bahwa dirinya betul-betul mampu belajar, dan bahwa informasi yang didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi kehidupannya. Jika belajar hanya dianggap sebagai tugas belaka, maka besar kemungkinannya akan mengalami kegagalan. Maka dari itu, sebagai langkah penting pertama untuk melalui proses belajar, harus dapat menemukan AGB (Apa Gunanya Bagiku). Menanyai diri sendiri, memperdebatkan informasi yang ada, menanyai diri sendiri dengan pertanyaan seperti “Apakah ini benar? Apakah ini dapat dimengerti?” adalah bagian-bagian yang esensial dari proses belajar, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjaga fokus perhatian.
2)      A adalah “Aquiring The Information” (memperoleh informasi)
Dalam belajar seseorang perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar subyek pelajaran yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang disukai. Walaupun ada sejumlah strategi belajar yang harus diimplementasikan oleh setiap orang. Tetapi juga ada perbedaan pokok sejauh mana seseorang perlu melihat, mendengar, atau melibatkan diri secara fisik dalam proses belajar. Dengan mengidentifikasi kekuatan visual, auditori dan kinestetik, maka seseorang akan dapat memainkan berbagai strategi yang menjadikan pemerolehan informasi lebih mudah daripada sebelumnya.
Ada beberapa strategi yang ditawarkan Colin dan Malcom dalam memperoleh informasi agar lebih mudah :
a.       Dapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang suatu obyek yang dimaksudkan. Otak atau pikiran mampu merasakan keseluruhan dan sebagian dari suatu hal secara bersamaan. Otak secara aktif sibuk dalam “pembuatan makna”, yaitu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, sementara secara bersamaan memisahkan informasi kedalam tempatnya masing-masing. Misalnya dalam membaca sebuah buku, cobalah membuka sekilas-kilas seluruh halamannya. Catatlah (dalam hati) tajuk-tajuk bab, sub-sub tajuk bab, dan ilustrasi. Berhentilah sejenak, kemudian baca cepat suatu bagian yang benar-benar menarik perhatian. Inilah cara efektif untuk mulai belajar.
b.      Kembangkan gagasan inti setiap subyek pasti memiliki gagasan inti atau gagasan pokok. Dengan memahami gagasan inti, segala sesuatunya yang lain akan mudah dimengerti. Sekali bisa memahami gagasan pokoknya, seluruh subyeknya akan menjadi menarik.
c.       Buat sketsa dari apa yang telah diketahui. Dalam memulai proses belajar perlu membuat beberapa catatan tentang apa yang telah diketahui yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari. Pertama-tama adalah mencatat apa yag telah diketahui. Barulah kemudian mencatat apa saja yang dibutuhkan untuk menemukan lebih banyak informasi yang terkait dengannya. Ini akan mendorong untuk mulai merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran, kemudian melalui mencari jawaban-jawabannya dan akhirnya akan melibatkan sepenuhnya seseorang dalam proses belajarnya.
d.      Bagi materi menjadi bagian-bagian kecil. Banyak pelajar yang gagal sebelum memulai belajar karena merasa apa yang sedang dilakukan sangat membebani. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecah-mecah apa yang sedang dipelajari kedalam bagian-bagian kecil. Dengan mendapatkan informasi bagian per bagian akan memperoleh sukses kecil yang berkesinambungan tanpa tekanan mental.
e.       Bertanyalah terus. Dengan mempertanyakan terus apa yang belum diketahui akan membuat pikiran tetap fokus, dengan mencari dan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disusun akan menjaga ketertarikan terhadap subyek yang dipelajari.
f.       Kenali gaya belajar sendiri. Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah-istilah yang  berbeda dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Jika seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu agar belajar lebih cepat dan lebih mudah. Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Seperti yang telah diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar dari apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan mengguanakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Mengidentifikasi dan memahami belajar sendiri dan gaya-gaya belajar orang lain, akan membuka pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi serta memperkaya pengalaman dalam setiap aspek kehidupan. Seseorang akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah, dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima informasi, dapat berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan memperkuat pergaulan dengan orang lain.
3)      S adalah “Searching Out the Meaning” (menyelidiki makna)
Mengubah fakta ke dalam makna adalah unsur pokok dalam proses belajar. Menanamkan informasi pada memori mengharuskan seseorang untuk menyelidiki makna seutuhnya secara seksama dengan mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Mengubah fakta menjadi makna adalah arena dimana kedelapan kecerdasan berperan aktif. Setiap jenis kecerdasan adalah sumberdaya yang bisa diterapkan ketika mengeksplorasi dan menginterpretasi fakta-fakta dari materi pelajaran. Teori Delapan Kecerdasan dikemukakan oleh Gardner, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
1)      Kecerdasan Linguistik (bahasa), yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa.
2)      Kecerdasan Logis-Matematis, adalah kemampuan berpikir (menalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.
3)      Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan berpikir menggunakan gambar, membayangkan berbagai hal pada mata pikiran.
4)      Kecerdasan Musikal, adalah kemampuan mengubah atau menciptakan musik, dapat bernyanyi dengan baik, atau memahami dan mengapresiasi musik.
5)      Kecerdasan Kinestetik-Tubuh, adalah kemampuan mengguanakan tubuh secara terampil dalam memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi.
6)      Kecerdasan Interpersonal (sosial), adalah kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memperlihatkan motivasi dan tujuan mereka.
7)      Kecerdasan Intrapersonal yaitu kemampuan menganalisis diri sendiri, mampu merenung dan menilai prestasi diri, serta mampu membuat rencana dan menyusun tujuan yang hedak dicapai.
8)      Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilah-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif.

Dengan menggunakan semua jenis kecerdasan tersebut akan mendorong seseorang berpikir dalam cara baru, mampu menghidupkan informasi, menjadikannya mudah diingat, memungkinkan seseorang menginterpretasikan fakta, mengubahnya dari pengetahuan permukaan menjadi pemahaman mendalam, mengaitkan yang baru dengan yang sudah diketahui, membandingkan, menarik kesimpulan, dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi diri sendiri.

4)      T adalah “Triggering the Memory” (memicu memori)
Memori menjadi bersifat menetap atau sementara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi “didaftarkan” untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua faktor tersebut membuat memori menjadi kuat.
Disamping setiap orang memiliki berbagai tipe kecerdasan yang berbeda, mereka juga memiliki daya ingat (kemampuan mengingat) yang berbeda pula. Sebagian orang sangat baik dalam mengingat nama, wajah, atau angka, namun tidak ketiga-tiganya sekaligus. Akan tetapi sebenarnya setiap jenis memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pelatihan yang benar. Dan berikut ini adalah beberapa metode untuk mengingat informasi yang sederhana maupun yang kompleks agar dapat tersimpan dalam memori :
a.       Memutuskan untuk mengingat seseorang ingat sesuatu yang ingin diingatnya. Kata-kata kuncinya disini adalah ingin. Seseorang harus membuat keputusan secara sadar bahwa ingin mengingat sesuatu. Jika seseorang ingin belajar sesuatu, harus memilihnya secara sadar. Harus mentukan pilihan (keputusan) untuk mengingat atau tidak mengingat. Beberapa ahli mengatakan bahwa untuk memasukkan informasi ke dalam memori jangka panjang, harus memusatkan pikiran padanya selama paling tidak delapan detik.
b.      Ambillah jeda, dan sering-seringlah dalam mengikuti sesi kerja yang lama perlu mengambil jeda atau rehat setidaknya setiap tiga puluh menit, dan hanya butuh waktu dua hingga lima menit, tetapi akan menjadi isyarat yang lengkap dari pa yang tengah dipelajari. Hal ini karena seseorang akan mengingat dengan sangat baik informasi yang didengar atau dilihat pada awal dan akhir suatu sesi belajar, maka dari itu dengan mengambil beberapa kali jeda, akan mengingat lebih banyak informasi yang diberikan ditengah-tengah.
c.       “Ulangi” selama dan sesudah belajar
Pengulangan dan peninjauan kembali materi yang dipelajari merupakan tahap-tahap sangat penting dalam menciptakan memori jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan mengingat sesuatu yang baru, ulangilah hal itu segera, dan ulangi lagi setelah 24 jam, lalu setelah satu minggu, setelah dua minggu, satu bulan dan enam bulan. Setelah itu seseorang akan mampu mengingatnya terus jika mengulanginya setiap enam bulan.
d.      Ciptakan Memori Multi-Sensori
Setiap manusia memiliki memori terpisah atas apa yang dilihat, didengar, diucapkan, dan dikerjakan. Karena itu, pengalaman multi-sensori akan memperluas dan memperdalam potensi seseorang dalam mengingat. Maka, pastikan bahwa ada pengalaman-pengalaman visual (lihat/pandang), auditori (dengar), dan kinestetik (gerak-laku).
e.       Ciptakan Akronim (Singkatan)
Akronim (singkatan) adalah kata yang dibentuk dari huruf atau huruf-huruf awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata, atau istilah gabungan. Membuat berbagai akronim akan membuat lebih banyak memori menjadi menetap.
f.       Kilatan Memori
Cara mengingat dengan teknik kilatan memori sangat efektif dan sederhana. Pada kenyataannya ketika cara itu digunakan di kelas, kebanyakan siswa memilihnya sebagai satu strategi yang paling baik untuk mengingat. Berikut ini cara yang dimaksud :
1)      Buat catatan dalam bentuk peta konsep atau daftar ringkas.
2)      Pelajari dengan seksama selama satu atau dua menit.
3)      Kesampingkan catatan itu, lalu buat lagi peta konsep berdasarkan ingatan.
4)      Kini bandingkan kedua peta konsep, akan segera terlihat ada yang terlewat.
5)      Sekarang buatlah peta konsep yang ketiga, kemudian bandingkan dengan yang pertama.
Suatu gagasan yang bahkan lebih baik adalah mengikat bersama kekuatan kilatan memori dengan sebuah akronim.
g.      Kartu Belajar
Beberapa subyek cukup ideal bagi kartu-kartu belajar, misalnya rumus-rumus ilmiah atau kata-kata asing. Gunakan kartu-kartu itu pada waktu santai untuk mengulang dan menguji diri sendiri.
h.      Belajar Secara Menyeluruh
Dalam mempelajari bahan yang banyak jangan melakukannya baris demi baris, pelajarilah secara menyeluruh sebagai satu kesatuan. Metode ini lebih efektif daripada metode “dari bagian ke keseluruhan” karena metode ini dimulai dari gambaran besar, pola yang menyeluruh, dan itu bersifat multi sensori.

i.        Ubahlah Ke Dalam Bentuk Cerita
Seseorang bisa menambahkan dimensi lain dengan membuat sebuah cerita untuk membantu mengingat butir-butir kunci.
j.        Iringi dengan Musik
Dalam dunia pendidikan, pengaruh musik terhadap peningkatan kemampuan akademik sudah cukup lama diyakini, selain dapata berpengaruh positif terhadap kualitas kehidupan anak-anak, juga dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang. Musik sebagai bentuk seni, diintegrasikan penyajiannya dalam bidang studi lain di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi itu selain hasil belajar musik sendiri. Musik dan ritme membuat seseorang lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya akan sulit berkonsentrasi ketika benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika berkonsentrasi penuh. Jadi relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.
6.      E adalah “Exhibiting What You Know” (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui)
Untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Pertama, dengan menguji diri sendiri. Buktikan bahwa dia memang betul-betul telah mengetahui suatu subyek dengan pengetahuan yang mendalam, bukan hanya luarnya saja. Menguji diri harus menjadi penjabaran otomatis dan langsung atas kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang menjadikan uji diri sebagai bagian otomatis dari teknik belajar maka seseorang akan menjadi “lebih mampu melihat fakta” atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Seseorang akan mulai mengerti bahwa kesalahan mempunyai peran cukup berarti dalam belajar. Kesalahan adalah umpan balik yang bermanfaat, kesalahan adalah batu loncatan, bukan penghalang. Yang harus dipikirkan adalah bukan seberapa banyak kesalahan yang dibuat, tetapi apa jenis kesalahan yang dilakukan. Kesalahan hanyalah terminal-terminal sementara di jalan menuju sukses. Evaluasi dari teman sebaya dan guru merupakan bagian penting dalam mencapai puncak pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah evaluasi mandiri. Evaluasi mandiri merupakan metode berpikir yang tinggi, karena membutuhkan kemampuan refleksi, analisis, sintesis, dan menilai. Kedua, mempraktikkan apa yang dipelajari kepada teman atau sahabat. Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dia telah paham, dan pengetahuan itu tidak hanya diketahuinya, tapi juga dimilikinya. Ketiga, menggunakan apa yang telah dipelajari secara bebas dan berjarak dari lingkungan belajar. Karena itulah mengapa langkah “pamerkan apa yang diketahui” sangat penting. Menggunakan apa yang telah dipelajari dalam cara yang berbeda, meningkatkan, serta mengembangkannya adalah penguasaan yang sebenarnya. Keempat, mencari dukungan dari orang lain, baik itu orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta cara mempresentasikannya. Selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda atas subyek yang dipelajari.
7.      R adalah “Reflecting How You’ve Learned” (Merefleksikan Bagaimana Anda Belajar)
Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap, seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini adalah berhenti, kemudian merenungkan dan menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri: Bagaimana pembelajaran berlangsung? Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik? Dan apa makna pentingnya bagi saya?
Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar dapat membantu mengubah karang penghalang yang keras menjadi batu pijakan untuk melompat ke depan. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar-lebar. Pemantauan diri, evaluasi diri dan introspeksi terus-menerus adalah karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri.
2.5. MANFAAT IMPLEMENTASI ACCELERATIVE LEARNING
Implementasi Accelerated Learning memberikan keuntungan (benefts) dalam hal:
·         Ignete your creative imagination – menciptakan imajinasi kreatif siswa
·         Get learner totally involved – membuat siswa terlibat total
·         Create healthier learning environments – menciptakan lingkungan belajar yang sehat
·         Speed and enchance learning – mempercepat dan memperkaya belajar
·         Improve retention and job performance – meningkatkan daya ingat dan performa
·         Speed the design process – mempercepat proses rancangan belajar
·         Build effective learning communities – membangun masyarakat belajar yang efektif
·         Greatly improve technology-driven learning – meningkatkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah sebagai berikut :
·         Get learnes out of a passive or resistant mental state – Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
·         Remove learning barries – Menghapus hambatan-hambatan dalam belajar.
·         Arous learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
·         Give learner positive learning about, and a meaningful relationship with, the subject matter- Membuat siswa berfikir positif tentang materi pelajaran.
·         Create active learners who inspired to think, learn, create, and grow – Ciptakan siswa yang aktif yang dapat berfikir dan mencipta.
·         Get people out of isolation and into a learning community – Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat masyarakat disekitar.
Menerapkan Accelerated Learning dapat membantu organisasi pendidik menghemat waktu dan uang, membangun daya kerja yang lebih sehat, dan menikmati pengembalian investasi yang lbih baik-dari segi financial ataupun operasional.
Inilah perbandingan antara beberapa cirri belajar tradisional vs Accelerated Learning. Semua ini hanya berupa kecenderungan dan bukan benar-benar murni kebalikannya.



Belajar Tradisional Cenderung :
Belajar Accelerated Learning cenderung :
ü  Kaku
ü  Muram dan serius
ü  Satu-jalan
ü  Mementingkan sarana
ü  Bersaing
ü  Behavioristis
ü  Verbal
ü  Mengontrol
ü  Mementingkan materi
ü  Mental (kognitif)
ü  Berdasar-waktu
ü  Luwes
ü  Gembira
ü  Banyak-jalan
ü  Mementingkan tujuan
ü  Bekerja sama
ü  Manusiawi
ü  Multi-indriawi
ü  Mengasuh
ü  Mementingkan aktivitas
ü  Mental/emosional/fisik
ü  Berdasar-hasil



BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Konsep belajar cepat (accelerative learning / accelerated learning) adalah suatu pendekatan dalam dunia pendidikan modern yang menawarkan alternatif baru dalam proses pembelajaran. Diharapkan, proses belajar yang selama ini merupakan kegiatan yang membebani siswa (mahasiswa) dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan efektif. Konsep ini adalah sebuah konsep belajar yang dilatarbelakangi oleh kecepatan perubahan dunia yang menuntut adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Upaya itu adalah dengan terus menerus meningkatkan kemampuan belajar personal melalui metode accelerated learning yang lebih metekankan pada kecenderungan masing-masing individu terhadap gaya belajar pribadinya. Dengan cara inilah seseorang akan dapat belajar dengan menggunakan cara yang paling alamiah, dan yang alamiah itu akan menjadikan proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, sedangkan belajar yang mudah akan menjadikan proses belajar menjadi lebih cepat.
Implikasi accelerated learning terhadap proses belajar mengajar di kelas meliputi tiga konsep dasar, yaitu konsep belajar mengajar, strategi pembelajaran, dan cara belajar siswa. Konsep belajar mengajar dalam accelerated learning menuntut adanya interaksi antara guru dan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Harus ada prakarsa dari guru terlebih dahulu untuk selanjutnya mendapat respon dari siswa. Jadi, antara konsep belajar dan konsep mengajar harus berjalan beriringan. Dalam strategi pembelajaran guru dituntut mampu merancang strategi-strategi yang dapat menjadikan proses belajar berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam cara belajarnya, siswa diminta mengaplikasikan metode belajar 6 langkah M-A-S-T-E-R pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3.2. DAFTAR PUSTAKA
Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta Meier, Dave. 2002. Accelerated Learning Hand Book The (terj). Bandung: Kaifa. Nasution, S. 1995.
Rose, Colin dan J. Nicholl, Malcolm. 2002. Accelerated Learning For The 21 ST Century (terj) Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa
Suyanto. 2009. Accelerated Learning (online)
Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning Handbook. Bandung : Kaifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar