BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pentingnya Manajemen Kelas
Kelas merupakan tempat belajar bagi siswa dan tempat bagi mereka
tumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional. Oleh
karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan
tempat belajar yang menyenangkan, dimana komponen-komponen pengajaran yakni
murid dan guru terlibat dalam proses pembelajaran yang akan menciptakan suatu
proses interaksi yang edukatif. Sudirman N, dkk (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:
198) mengemukakan bahwa: Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan
potensi kelas. Karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam
menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan
dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola
sebaik-baiknya oleh guru. Jadi manajemen kelas sangat penting karena merupakan
upaya yang dilakukan oleh guru secara sengaja dan dilakukan secara
berkesinambungan dengan tujuan membuat anak didik merasa betah di dalam kelas
dengan adanya suasana yang menyenangkan atau kondusif demi tercapainya tujuan
pengajaran.
B.
Pengertian Manajemen Kelas
“Pengelolaan kelas merupakan
ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.” (Mulyasa 2006:91).
Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) ”Pengelolaan kelas adalah
upaya mendayagunakan potensi kelas.” Ditambahkan lagi oleh Nawawi (dalam
Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan
yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang
kreatif dan terarah .” Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat “
bahwa penelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.”
Pengelolaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut
siswa dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Berdasar pendapat para ahli diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk
mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada
penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi
atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler
dapat tercapai.
C.
Tujuan,
Prinsip, dan Pendekatan dalam Manajemen Kelas
1.
Tujuan Manajemen
Kelas
Menurut
Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina
dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individunya.
Tujuan
pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya
terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan
sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178)
berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.
2.
Prinsip
Manajemen Kelas
Djamarah
(2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam
pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang
dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
a). Hangat
dan Antusias b). Tantangan c). Bervariasi d). Keluwesan e). Penekanan pada
Hal-Hal yang Positif f). Penamaan
Disiplin Diri
3. Pendekatan
Manajemen Kelas
a.
Pendekatan Kekuasaan (1)proses mengontrol tingkah laku peserta didik
di dalam kelas, 2) menciptakan dan mempertahankan disiplin kelas, 3) guru
berkuasa menentukan norma yang berlaku di kelas). b. Pendekatan Ancaman (1) adanya
papan/tulisan larangan, 2) guru memberikan efek jera kepada peserta didik). c.
Pendekatan Kebebasan (1) membantu peserta didik memiliki kebebasan
sesuai keinginannya, 2) kebebasan merupakan prioritas guru dlm proses belajar
mengajar, 3) kegiatan pembelajaran fleksibel, tanpa dibatasi ruang/dinding
kelas). d.
Pendekatan Resep (1) membuat daftar apa yang boleh/tidak boleh
dilakukan oleh guru, 2) berisi tahapan2 yg harus dilakukan guru). e.
Pendekatan Pengajaran (1)manajemen kelas didasarkan pada pengajaran
yang baik, 2) peranan guru merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran dg
baik). f.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku (1) proses mengubah perilaku siswa dlm kelas, 2)
tugas guru mencegah perilaku kurang baik dan mengembangkan perilaku yg baik, 3)
pendekatannya menggunakan psikologi behavior, 4) sangat kental dengan hadiah
dan sanksi). g. Pendekatan Sosio Emosional (1) menciptakan hubungan yg baik semua unsure yg
ada di kelas, 2) guru merupakan kunci menciptakan hubungan/iklim kelas). h.
Pendekatan Kerja Kelompok (1) peran guru penting sebagai pencipta kerja
kelompok antar siswa, 2) guru perlu strategi mengurangi konflik antar siswa). i.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik (menggunakan berbagai pendekatan manajemen kelas). j.
Pendekatan Teknologi dan Informasi (pembelajaran tidak cukup hanya model
ceramah, perlu adanya penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas).
BAB II
KELAS YANG
KONDUSIF BAGI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)
A.
Pengertian
Kelas dan KBM
Menurut Hamalik (dalam Djamarah 2006:175) ”kelas
adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang
mendapat pengajaran dari guru” sedangkan menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah
ruangan belajar dan atau rombongan belajar”
Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah2006:176)
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah2006:176)
Pembelajaran atau KBM adalah suatu
penyampaian materi pelajaran atau pengetahuan oleh seorang guru kepada anak
didiknya serta mengatur lingkungan supaya anak didiknya belajar, sehingga anak
didiknya mendapatkan pengetahuan atau wawasan yang lebih luas.
B.
Latar
Belakang Siswa dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Kelas
Apabila lingkungan sekolah berkualitas dimana terdapat
banyak siswa yang berprestasi, tentu akan memberikan pengaruh kepada seluruh
siswa untuk belajar dengan baik dan memacu mereka untuk bersaing meraih
prestasi. Sementara itu faktor lingkungan dan latar belakang siswa pun tidak
kecil pengaruhnya terhadap kondisi kelas. Tentunya dalam hal ini terdapat
pengaruh positif maupun yang negatif. Hal ini sangat tergantung pada pelajar
menghadapinya.
C.
Hubungan
Harmonis Guru-Siswa dalam KBM
Hubungan antara guru dengan siswa didik di dalam
proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Dalam hubungan
ini, salah satu cara untuk mengatasinya melalui contact-hours di dalam
hubungan guru-siswa. Contact-hours atau jam bertemu antara guru dan
siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam presentasi di muka kelas
seperti biasanya, adanya komunikasi dua arah.
D.
Iklim Kelas
Kondusif bagi KBM
1.
Penciptaan atmosfir belajar.
Atmosfir atau iklim belajar yang menyenangkan harus senantiasa diciptakan oleh
guru karena memegang penting dalam menstimulasi dan memepertahankan
keterlibatan siswa dalam belajar.
2.
Pengaturan meja dan kursi.
Pengaturan tempat duduk siswa memiliki dampak yang sangat besar pada perilaku,
motivasi dan interaksi sesama siswa serta guru. Oleh karena itu susunan meja
kursi dalam kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk dapat saling berinteraksi
dan memberi keleluasaan untuk terjadinya mobilitas siswa dalam aktivitas
belajar.
3. Penataan
ruang kelas sebagai sentra belajar. Dalam menata kelas menjadi sentra belajar,
siswa perlu dilibatkan agar dapat membangun rasa kebanggaan dan kebersamaan
dikalangan siswa di kelas tersebut.
4. Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif. Meliputi keleluasaan
pandangan (visibility), mudah dicapai (accesibility), keluwesan
(fleksibilitas), kenyamanan, dan keindahan.
5. Penetapan strategi pembelajaran dan pemanfaatan media dan sumber belajar.
6. Penilaian hasil belajar.
7. pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana siswa
belajar (student centered).
8. adanya penghargaan guru terhadap partisipasi aktif siswa dalam
setiap konteks pembelajaran.
9. guru hendaknya bersikap demokratis dalam memeneg kegiatan
pembelajaran.
BAB III
STRATEGI
GURU DALAM PENCIPTAAN MANAJEMEN KELAS EFEKTIF
a.
Guru sebagai Demonstrator. Guru
menjadi sososk ideal bagi siswanya, guru adalah acuan bagi peserta didiknya
oleh karena itu segala tingkah lakunya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya
(sebagai tauladan/contoh bagi siswanya).
b.
Guru sebagai Evalutor. Evalutor atau
menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran
pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
c.
Guru sebagai Pengelola Kelas.
Manager memanage kelas, tanpa kemampuan ini maka performance dan karisma
guru akan menurun. Guru sebagai pengelola kelas agar anak didik betah tinggal
di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
d.
Guru sebagai Fasilitator. Seorang
siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu
pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah
memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal
yang pokok yang harus dikuasai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamah,
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Madjid,
Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdya Karya.
Sardiman
A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar