Total Tayangan Halaman

Senin, 04 Mei 2015

Manajemen Kelas



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Pentingnya Manajemen Kelas
Kelas merupakan tempat belajar bagi siswa dan tempat bagi mereka tumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional. Oleh karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan tempat belajar yang menyenangkan, dimana komponen-komponen pengajaran yakni murid dan guru terlibat dalam proses pembelajaran yang akan menciptakan suatu proses interaksi yang edukatif. Sudirman N, dkk (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 198) mengemukakan bahwa: Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. Jadi manajemen kelas sangat penting karena merupakan upaya yang dilakukan oleh guru secara sengaja dan dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan membuat anak didik merasa betah di dalam kelas dengan adanya suasana yang menyenangkan atau kondusif demi tercapainya tujuan pengajaran.
B.                 Pengertian Manajemen Kelas
“Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.” (Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) ”Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.” Ditambahkan lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah .” Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat “ bahwa penelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan.” Pengelolaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
C.                Tujuan, Prinsip, dan Pendekatan dalam Manajemen Kelas
1.      Tujuan Manajemen Kelas
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
2.      Prinsip Manajemen Kelas
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
a). Hangat dan Antusias b). Tantangan c). Bervariasi d). Keluwesan e). Penekanan pada Hal-Hal yang Positif  f). Penamaan Disiplin Diri
3.    Pendekatan Manajemen Kelas
a. Pendekatan Kekuasaan (1)proses mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas, 2) menciptakan dan mempertahankan disiplin kelas, 3) guru berkuasa menentukan norma yang berlaku di kelas). b. Pendekatan Ancaman (1) adanya papan/tulisan larangan, 2) guru memberikan efek jera kepada peserta didik). c. Pendekatan Kebebasan (1) membantu peserta didik memiliki kebebasan sesuai keinginannya, 2) kebebasan merupakan prioritas guru dlm proses belajar mengajar, 3) kegiatan pembelajaran fleksibel, tanpa dibatasi ruang/dinding kelas). d. Pendekatan Resep (1) membuat daftar apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh guru, 2) berisi tahapan2 yg harus dilakukan guru). e. Pendekatan Pengajaran (1)manajemen kelas didasarkan pada pengajaran yang baik, 2) peranan guru merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran dg baik). f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku (1) proses mengubah perilaku siswa dlm kelas, 2) tugas guru mencegah perilaku kurang baik dan mengembangkan perilaku yg baik, 3) pendekatannya menggunakan psikologi behavior, 4) sangat kental dengan hadiah dan sanksi). g. Pendekatan Sosio Emosional (1) menciptakan hubungan yg baik semua unsure yg ada di kelas, 2) guru merupakan kunci menciptakan hubungan/iklim kelas). h. Pendekatan Kerja Kelompok (1) peran guru penting sebagai pencipta kerja kelompok antar siswa, 2) guru perlu strategi mengurangi konflik antar siswa). i. Pendekatan Elektis atau Pluralistik (menggunakan berbagai pendekatan manajemen kelas). j. Pendekatan Teknologi dan Informasi (pembelajaran tidak cukup hanya model ceramah, perlu adanya penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas).
BAB II
KELAS YANG KONDUSIF BAGI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)
A.                Pengertian Kelas dan KBM
Menurut Hamalik (dalam Djamarah 2006:175) ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” sedangkan menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”
Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah2006:176)
Pembelajaran atau KBM adalah suatu penyampaian materi pelajaran atau pengetahuan oleh seorang guru kepada anak didiknya serta mengatur lingkungan supaya anak didiknya belajar, sehingga anak didiknya mendapatkan pengetahuan atau wawasan yang lebih luas.
B.                 Latar Belakang Siswa dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Kelas
Apabila lingkungan sekolah berkualitas dimana terdapat banyak siswa yang berprestasi, tentu akan memberikan pengaruh kepada seluruh siswa untuk belajar dengan baik dan memacu mereka untuk bersaing meraih prestasi. Sementara itu faktor lingkungan dan latar belakang siswa pun tidak kecil pengaruhnya terhadap kondisi kelas. Tentunya dalam hal ini terdapat pengaruh positif maupun yang negatif. Hal ini sangat tergantung pada pelajar menghadapinya.
C.                Hubungan Harmonis Guru-Siswa dalam KBM
Hubungan antara guru dengan siswa didik di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Dalam hubungan ini, salah satu cara untuk mengatasinya melalui contact-hours di dalam hubungan guru-siswa. Contact-hours atau jam bertemu antara guru dan siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam presentasi di muka kelas seperti biasanya, adanya komunikasi dua arah.
D.                Iklim Kelas Kondusif bagi KBM
1.      Penciptaan atmosfir belajar. Atmosfir atau iklim belajar yang menyenangkan harus senantiasa diciptakan oleh guru karena memegang penting dalam menstimulasi dan memepertahankan keterlibatan siswa dalam belajar.
2.      Pengaturan meja dan kursi. Pengaturan tempat duduk siswa memiliki dampak yang sangat besar pada perilaku, motivasi dan interaksi sesama siswa serta guru. Oleh karena itu susunan meja kursi dalam kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk dapat saling berinteraksi dan memberi keleluasaan untuk terjadinya mobilitas siswa dalam aktivitas belajar.
3.      Penataan ruang kelas sebagai sentra belajar. Dalam menata kelas menjadi sentra belajar, siswa perlu dilibatkan agar dapat membangun rasa kebanggaan dan kebersamaan dikalangan siswa di kelas tersebut.
4.      Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif. Meliputi keleluasaan pandangan (visibility), mudah dicapai (accesibility), keluwesan (fleksibilitas), kenyamanan, dan keindahan.
5.      Penetapan strategi pembelajaran dan pemanfaatan media dan sumber belajar.
6.      Penilaian hasil belajar.
7.      pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana siswa belajar (student centered).
8.      adanya penghargaan guru terhadap partisipasi aktif siswa dalam setiap konteks pembelajaran.
9.      guru hendaknya bersikap demokratis dalam memeneg kegiatan pembelajaran.
BAB III
STRATEGI GURU DALAM PENCIPTAAN MANAJEMEN KELAS EFEKTIF
a.       Guru sebagai Demonstrator. Guru menjadi sososk ideal bagi siswanya, guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah lakunya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya (sebagai tauladan/contoh bagi siswanya).
b.      Guru sebagai Evalutor. Evalutor atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
c.       Guru sebagai Pengelola Kelas. Manager memanage kelas, tanpa kemampuan ini maka performance dan karisma guru akan menurun. Guru sebagai pengelola kelas agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
d.      Guru sebagai Fasilitator. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Madjid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdya Karya.
Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar